Sunday, March 25, 2007

STELAN BWH LOYO

SETEL TENAGA BAWAH MEMBLE

Mesin bengek. Gas dibetot, bukannya terbirit-birit, malah ngok dan jalan di tempat. Keplek-keplek. Motor ditendang, dung..! Acara bareng dengan doi gatot alias gagal total.

Jangan salahkan tunggangan. Jangan pula terburu nafsu menjual. Apalagi membuang. Istilah anak balap, setting motor sampeyan berubah atau salah setelan. Alhasil, tenaga bawah lenyap entah ke mana. Tuh, dia! Ah, bercanda lu...

Yuk, deteksi bareng-bareng. Tapi ini khusus 2-tak, lho. Penyakit ini bukan hanya di motor balap, sering menimpa kuda besi korek jalanan. Mari didiagnosis, kerjanya kayak dokter, ada urutannya. Berlagak saja seperti teknisi prof. Ipunk

DIAGNOSIS PENGAPIAN

Cek waktu pengapian. Biasanya bergeser. Maklum, motor korekan. Bisa saja berubah terlalu maju atau mundur dari TMA (Titik Mati Atas). Misalnya F1Z-R telah mengganti magnet racing. Otomatis, titik pangapian bisa diubah-ubah.

Kalau nggak pas menyetel atau pengapian bergeser, pasti ngedrop di putaran bawah. Misal seharusnya 10o sebelum TMA, malah meleset ke-8o. Akibatnya, kabut gas baru dari ruang karter terlambat dibakar.

Mestinya, ketika piston pas dari radius 10o sebelum TMA, eh telah meleduk. Maksudnya, terjadi pembakaran dini. "Makanya harus dicari setepat-tepatnya 10o sebelum TMA," buka Jacky, mekanik Seruling Motor, Surabaya, Jawa Timur. Foto : Ade

SETELAN UDARA

Selanjutnya, campuran bensin dan udara. Kalau tenaga ngedrop di putaran bawah, biasanya mbrebet. Periksa sekrup setelan udara di karburator. Coba setel ulang. Caranya tidak bisa langsung mengikuti standar pabrik. Mesin yang sudah dipakai lama, pasti berubah karakternya. Apalagi sudah dikorak-korek.

Teknik menyetel harus menual. Hidupkan mesin dan putar-putar sekrup udara pakai obeng kembang. Caranya, putar dulu sampai mentok ke kanan. Lalu putar balik (turn-out) ke kiri.

Carilah gasingan mesin paling besar. Gunakan momen mendengar atau merasa, mesin paling langsam. Ya, dengarlah motor standar yang mesinnya sehat dan langsam. Nah, macam itulah setelah paling akurat. Stop, stop, stop, berhenti sampai di situ.

SPUYER

Spuyer yang selalu dimasalahkan, putaran bawah selalu menuding pilot-jet. Maklum, spuyer ini pemecah kabut by-pas. Kerjanya tidak tergantung buka-tutup skep. Kerjanya antara 1.500 sampai 4.000 rpm.

Deteksinya gampang. Coba pacu motor sekitar 4.000 rpm atau sekitar 1 km. Lalu balik lagi ke rumah. Jangan keterusan ke rumah pacar. Nanti lupa.

Silakan buka busi. Jika businya basah, berarti spuyernya kebesaran. Turunkan! Misal dari 27,5 ke 25. Kalau kering dan abu-abu, berarti kekecilan, tinggal dinaikkan dengan angka tadi.

Geber lagi dengan kitiran 4.000 rpm. Balik lagi ke rumah. Intip businya. Paling presisi kalau busi berwarna cokelat bata pada seluruh permukaan elektrodenya. Nah, silakan ke pacar. Foto : Bambang

LEHER ANGSA

Jika tetap mbrebet di putaran bawah. Maka campuran bensin dan udara bermasalah pada intake-manifold. Amati seksama. Ada kebocoran pada paking atau tidak? Itu biang bocornya kompresi primer atau bawah di ruang karter. Terasanya di putaran bawah yang punya beban tinggi.

Padahal, di ruang kruk-as kudu vakum. "Yang masuk harus murni campuran udara dan bensin dari karbu," wanti Hendrik Sapulete, mekanik Yamaha tempo doeloe yang sekarang nyetting ponsel.

Ganti haluan, Hen? Foto : Gt

BUSI

Tengok busi sampeyan. Masih baguskah apinya? Caranya, lepas busi dari kepala silinder. Masukkan ke cup busi. Posisikan kontak di on. Selah mesin beberapa kali dengan menempelkan busi di permukaan mesin.

Perhatikan api busi. Kalau lemah, apinya merah. Mestinya, apinya biru seperti kompor gas. "Kalau apinya biru, bensin dan udara bisa diledakkan sempurna," tambah Arif Wibowo dari Ar-Speed, Semarang. Foto : Boyo

REED VALVE

Jika masalahnya parah, katup buluh atau reed valve terasa sejak kitiran bawah. Gejalanya seperti spuyer juga. Contoh lidah katup pecah. Sehingga, tidak mampu menutup kevakuman kompresi primer di ruang kruk-as. Bocor, cor, cor!

Bukan hanya pecah. Lidah kaku dan menganga terus, juga bisa jadi biang keroknya. Misalnya, lidah bengkok ke atas. Atau lidah terganjal kerak. Makanya, daya sumbatnya kurang kuat. Alur masuk uap bensin dan udara kacau balau. Makanya, harus diganti dan servis. Jangan asal semplak, doang!

No comments: